Rabu, 20 Februari 2019

AL-ISTIQOMAH, MASJID JUJUGAN PARA MUSAFIR DI PAMOTAN

Bagi para pelancong, musafir, yang bepergian dari arah Rembang menuju Pamotan dan sekitarnya, tidak perlu khawatir, kemana hendak menunaikan salat. Tepatnya di timur perempatan desa Japerejo Pamotan, berdiri masjid megah nan artistik. Masjid itu bernama Masjid Al Istiqomah.
Posisi masjid ini sangat strategis, tidak jauh dari perempatan. Yang mana empat arah perempatan adalah menuju kota-kota yang penting di Rembang.

Masjid terlihat dari arah Rembang

Dari barat masjid Al Istiqomah tampak terlihat menonjol dan sangat indah nan artistik. Karena tempatnya yang strategis itulah barangkali mengapa masjid ini begitu ramai setiap harinya. Orang dari arah mana saja banyak mampir untuk melakukan salat di masjid ini.

Masjid Al Istiqomah dari halaman depan

Dengan halaman yang luas, orang yang datang ke sini terasa bebas hambatan. Tidak ada petugas parkir di sini. Atau semacam satpam yang mengawasi pendatang. Memelototi pengunjung masjid ataupun menghitung jumlah kendaraan yang ada. Semuanya bebas. 24 jam. Karenanya tidak ada pintu pagar di masjid ini.
Orang dari kalangan apapun bisa di sini. Tidak harus ustadz, orang khusyuk, atau orang ahli jamaah. Orang model apapun bisa mampir di masjid ini, tanpa takut ditanya petugas satpam. Orang yang datang malam-malam hanya sekedar mampir tiduran melepas penat pun bisa diterima di sini. Bukankah ini rumah Allah?
Menara tempat bedug,dan tempat wudhu di sebelahnya.

Pengunjung sembarang orang bisa di sini tanpa ada rasa was was. Untuk saat ini barangkali pengunjung yang asal mampir sekedar berteduh, sudah salat di rumah, atau di masjid lain. Kali ini di sini, ia perlu melepaskan penat. Atau remaja huru hara sekalipun, barngkali lain kali ia akan menjadi orang khusyuk, karena terkesan dengan kebaikan pengelola masjid ini. Masjid yang penuh kearifan barangkali.

Al Istiqomah terlihat dari timur, dari depan Kantor Desa Japerejo

Kiranya semangat pengurus masjid Al Istiqomah cocok dengan semangat perjuangan Sunan Kalijaga yang ingin umatnya mau datang ke Masjid. Sunan Kalijaga sampai harus mengadakan pertujukan wayang kulit agar masyarakat mau datang ke Masjid. Tidak seperti zaman modern saat ini, pengurus masjid memperlakukan masjid seperti sebuah museum. Orang yang datang ke masjid justru malah diawasi. Diberi karcis, agar bisa dihitung pengunjungnya. Jika perlu pengunjung disemprot karena bersikap yang tidak cocok dengan satpam masjid. Di sisi lain pengurus woro-woro ke masyarakat agar datang ke masjid untuk mengikuti pengajian yang diselenggarakan oleh takmir, tapi yang datang hanya segelintir orang.

Rabu, 24 Desember 2014

Maka, BERMIMPILAH


Berawal dari mimpi, kemudian menjadi kenyataan. Terkadang kenyataan lebih heboh dari mimpi tersebut. Seperti Soekarno-Hatta, Presiden dan Wakil Presiden kita punya mimpi akan kemerdekaan Indonesia. Yang terjadi kemudian tidak terduga, seperti yang kemudian kita nikmati saat ini. Benar-benar sebuah Rahmat Allah SWT yang luar biasa. Dan Anda pun pasti punya mimpi, kejarlah mimpi tersebut. Di bawah ini ada artikel bagus dari Studenpreuner yang patut kita baca untuk dijadikan cambuk semangat. sumangga.....

Jangan Biarkan Orang Lain Mencuri Mimpi Anda“Bermimpilah seakan-akan Anda akan hidup selamanya. Hiduplah seakan-akan Anda akan mati hari ini.” James Dean.
*Catatan Editor: Tiap hari Sabtu dan Minggu, Studentpreneur akan menerbitkan artikel bersifat tips dan opini milik ahli-ahli luar negeri yang disegani. Para ahli mengirimkan naskah dalam bahasa inggris, dan kami terjemahkan untuk Anda. Kali ini penulis adalah Ron Smith, aktor film di Amerika. Mimpi adalah hal paling penting bagi pebisnis, dan Ron Smith berhasil menggambarkannya dengan baik!*

Dari waktu kita membuka mata kita, kita sudah menggapai dan menggenggam sesuatu.Dan hampir di waktu yang sama, kita diberi tahu bahwa kita tidak bisa memilikinya. Namun tetap, semua mimpi dan cita-cita dibuat untuk kita, sebagai manifesto atau bayangan tentang siapa kita, akan jadi apa kita, dan apapun yang kita lakukan dalam hidup. Banyak dari kita yang tidak mengenali mimpi kita, mengacuhkannya, atau bahkan tidak tahu bahwa mereka ada, sehingga kita terjebak, seperti budak dalam kehidupan hanya untuk sekedar bisa bertahan. Bagi orang-orang tersebut, mimpi adalah sesuatu yang tidak nyata, hanya dongeng dalam mimpi, bukan nasib kita. Namun sebenarnya, mimpi kita adalah kekuatan kita, sumber kehidupan kita, dan tujuan kenapa kita dilahirkan.
Beberapa saat setelah ulang tahun kelima, Mozart menciptakan empat concerto piano pertamanya. Mozart tahu apa tujuan hidupnya bahkan sebelum kita semua belajar membaca dan menulis, dan Mozart mulai untuk menjadikannya nyata. Bagaimana kalau seandainya dia tidak melakukannya, menunggu hingga kehilangan kesenangan dalam menciptakan? Bagaimana kalau seandainya seseorang mengatakan bahwa dia tidak punya talenta, terlalu muda untuk menciptakan komposisi, dan Mozart mendengarkan kritik tersebut, tidak mengikut kata hatinya? Bagaimana kalau dia melihat ke arah lain ketika pertama kali dia mendengar alat musik atau saat music pertama kali bermain di kepalanya?
Sayangnya, dalam dunia yang penuh keegoisan dan individu, kecemburuan, dan kurangnya visi, hal ini banyak terjadi pada kita. Kecuali kita hanya mendengar isi hati saja, kita biasanya mulai meragukan mimpi kita, dan kemungkinan untuk bisa memperolehnya. Kita mendengarkan semua alasan negatif dan kemungkinan gagal yang besar dari orang-orang yang tidak pernah tahu siapa kita, dan mereka mengucapkannya dari tempat yang jauh, hanya melalui sudut pandang mereka yang sempit. Bayangkan saja ketika kita menyetir, kita disuruh fokus dan mendengarkan arahan dari orang buta yang duduk di kursi belakang. Dan kita sering terjebak dalam pemikiran apakah mimpi tersebut bisa menjadi kenyataan, apakah boleh untuk gagal, atau lebih parah, kita jadi berpikir untuk sama sekali tidak mencoba.

Pelukis Amerika terkenal Thomas Benton mengatakan: “Seniman hanya gagal ketika dia telah berhenti bekerja.”Dengan kata lain, Anda adalah apa yang Anda percayai, lalu melakukan apa yang Anda ingin lakukan, “panggilan hati”. Dan apabila Anda tidak melakukannya, Anda telah gagal. Anda tidak akan pernah gagal apabila melakukan panggilan hati tersebut. Tidak ada hasil seni yang sama dengan yang lain. Namun apabila Anda tidak berusaha menyelesaikannya, ketika Anda mengizinkan seseorang mencuri impian Anda, menutup cita-cita Anda, menahan Anda bergerak maju untuk memenuhi panggilan hati, itulah saat dimana Anda gagal secara menyedihkan.
Ironisnya, ketika Anda mengikuti mimpi dan memberikan yang terbaik, tidak ada kegagalan, tidak ada kekalahan, hanya ada perjalanan untuk menggerakkan sesuatu yang lebih dalam di hati Anda. Seberapa keras Anda bekerja untuk mewujudkan mimpi tersebut adalah pilihan Anda sendiri. Namun, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah jangan izinkan siapapun mencuri mimpi dari diri Anda. Anda harus mempunyai kulit seperti badak dan kegigihan sekuat benteng Fort Kox. Barulah Anda tidak akan diintimidasi oleh orang lain.

Sejak awal Saya menulis Saya mendapatkan banyak hinaan dan dukungan, sesuatu yang umum bagi penulis.
Saya tahu ada sesuatu di dalam diri yang terhubung dengan kata dan cerita, dengan puisi dan jalur hidup, dan Saya akan menjadi sesuatu dengannya. Ini bukan soal berapa banyak uang yang akan Saya hasilkan; ini soal tidak ingin melakukan hal lain dan hanya ingin melakukan hal yang Saya cintai. Orang lain banyak yang heran kenapa Saya melakukan ini. Saya percaya bahwa Saya lebih hebat, lebih cemerlang, dan lebih berbakat dari mereka. Saya selalu heran dengan begitu banyaknya hal negative dalam masyarakat, hingga banyak orang yang sering meragukan pilihan hidup orang lain, tentang kenapa jiwa kita mengejar sesuatu, dan terkadang kritik tersebut datang dari orang yang dekat dengan kita.

Saya tahu bahwa hal tersebut adalah reaksi yang buruk. Mengherankan namun sangat menakjubkan. Kenapa tidak semua orang berkata, “Oh, pilihan karirmu hebat sekali, kejarlah! Saya ingin sekali melihat karyamu”, sesuatu yang akan selalu Saya ucapkan bila mendengar mimpi seseorang. Namun Saya menyadari bahwa kebanyakan orang akan berusaha menjatuhkan Anda, sesering mereka dijatuhkan oleh orang lain, oleh kehidupan, oleh keraguan, dan tidak percaya diri. Mereka akan berusaha membenarkan alasan untuk tidak bermimpi, untuk tidak mencoba, dan mereka akan berusaha mati-matian agar Anda juga tidak mengejar mimpi Anda. Mereka sangat semangat untuk menggagalkan Anda. Meskipun Saya sangat tertarik dan yakin terhadap keajaiban dan kekuatan kata-kata, mereka terlalu takut terhadap mimpi tersebut, sehingga sering menghina dan mengarang fakta bahwa Saya tidak berbakat.

Saya ingat seseorang berkata, “Ada banyak orang yang lebih pintar dari Saya dan kamu, Ron,” seperti seakan-akan IQ yang paling penting, lebih penting dari kecerdasan imajinasi. Seperti seakan-akan jiwa dan hati bukan hal penting dalam karya. Dari awal, tidak ada rancangan untuk seniman: penulis, pelukis, pembuat puisi, penyanyi, aktor, dancer, semuanya berbeda, dan semuanya memiliki cara sendiri untuk berkontribusi, menunjukkan kebenaran. Saya kagum dengan beberapa penulis, bosan dengan beberapa lainnya, namun tidak pernah sekalipun menghina mimpi seseorang untuk menulis. Saya yakin dalam sebuah titik, seseorang bisa menulis sesuatu yang orang lain tidak bisa, yang akan dibaca dan dikagumi sampai ribuan tahun.
Kritikan negatif akan sering Anda terima apabila Anda seniman. Baca saja kisah sukses penulis dan seniman, pasti banyak cerita tentang bagaimana keluarga dan lingkungan mereka melarang mereka untuk mengikuti mimpi. Keluarga Picasso sangat menghina karyanya, mengatakannya vulgar. Ayahnya adalah seorang pelukis pemandangan biasa, dan sangat takut melihat karya Picasso yang melukis orang sirkus, orang miskin, orang jalanan, preman dan pelacur. Keluarga dari Bruce Dern, artis terkenal, juga sangat melarang dia menjadi actor. Keluarganya percaya bahwa profesi artis menurunkan derajat mereka, yang merupakan politikus ahli. Namun, Bruce tidak peduli, akting dia sangat bagus, dan benar-benar mengejar mimpinya sendiri, terus berjuang untuk mewujudkannya.

Karena mimpi Anda bukan milik orang lain.
Mimpi Anda adalah milik Anda. Keluarga, teman, dan orang asing mungkin punya rencana untuk Anda, melihat Anda melalui lensa mereka sendiri, imajinasi terbatas, ego mereka sendiri, serta menghargai hal-hal yang berbeda dengan Anda. Mereka mungkin merasa akan menyelamatkan Anda dengan melarang. Ada banyak alasan untuk orang lain mencuri mimpi Anda, baik sengaja ataupun tidak, namun alasan mereka benar-benar tidak penting. Tidak ada yang tahu siapa diri Anda, tidak ada kecuali Anda sendiri, lalu kenapa mereka merasa tahu tentang takdir dan tujuan hidup Anda? Bagaimana orang lain bisa yakin mereka tahu tentang mimpi Anda?

Seseorang pernah mengatakan, apabila Anda bertanya pada diri sendiri tentang sesuatu yang serius, ketika Anda satu-satunya yang mendengarkan, Anda harus menjawab dengan jujur. Itu juga berkaitan dengan mimpi Anda. Apabila Anda bertanya tentang apa mimpi yang membuat Anda semangat, entah itu baru muncul atau sudah dari kecil, Anda tidak boleh mengizinkan seseorang mencurinya dari Anda. Terus kejar dengan semangat membara, yang semakin besar ketika dihina oleh orang lain. Buang semua kata negatif, reaksi, dan hinaan yang membuat Anda keluar jalur. Bekerjalah tiap hari meskipun banyak anjing menggonggong di sekitar Anda, hingga tidak ada lagi orang yang ragu pada Anda, hingga pencuri mimpi tersebut tidak bisa lagi mencuri mimpi Anda.

Mimpi Anda adalah milik Anda, dan hanya untuk Anda. Tidak ada yang bisa mengambilnya dari Anda selama Anda tidak mengizinkannya. Apabila Anda tidak mengejarnya, tidak akan ada yang mengejarnya.
Bawa mimpi Anda dalam kehidupan dan berlarilah bersamanya!
Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: Marina]


Senin, 15 Desember 2014

INGIN BERBISNIS ?

Akhir-akhir ini saya menjadi suka membaca artikel tentang entrepreneur. Sebuah artikel mempelajari cara berbisnis yang baik. Dan Alhamdulillah dampaknya sungguh baik. Saya jadi bersemangat untuk berbisnis sendiri hingga sukses. Untuk lebih jelasnya, mari kita baca artikel dari situs STUDENTPREUNEUR. 


Ingin Jadi Entrepreneur? Hindari 5 Ketakutan Berikut Ini!

 “Get things done” adalah mantra yang harus Anda praktekkan apabila ingin sukses dalam bisnis
(Lewis Howes)


Sobat Studentpreneur yang ingin menjadi entrepreneur pasti sudah sadar tentang banyaknya hal yang bisa menjadi alasan untuk tidak jadi berbisnis atau juga bisa membuat bisnis kita terhambat. Ketakutan konyol seperti tidak mempunyai gelar sarjana pada bidang tertentu, sampai tidak punya pengalaman dalam dunia bisnis menjadi alasan paling sering digunakan untuk menghambat kita. Well, Saya menemukan video menarik dari Lewis Howes yang menjelaskan tentang 5 ketakutan terbesar seorang entrepreneur pemula dan bagaimana cara mengatasinya. Bagi Sobat Studentpreneur yang kesulitan Bahasa Inggris, Saya akan membantu Anda untuk memahaminya!

Ketakutan Pertama – Kurang Percaya DiriPenyakit paling kronis dari semua pemula adalah kurang percaya diri, apalagi kalau Anda belum pernah menjalankan bisnis sebelumnya. Trik untuk mengatasi penyakit ini adalah cobalah melakukan breakdown goal Anda yang besar ke target-target yang kecil. Perlahan, wujudkan target-target kecil tersebut. Secara psikologis, kemenangan-kemenangan kecil akan membuat Anda menjadi lebih percaya diri dan berani untuk mengambil tantangan untuk menyelesaikan goal yang lebih besar lagi.

Ketakutan Kedua – Anda Berpikir Bahwa Anda Membutuhkan Sebuah Produk Sebelum Menjualnya
Banyak yang gagal berbisnis karena baru mulai menjualnya ketika produknya sudah ada. Lebih parah lagi, ternyata produk tersebut adalah produk yang tidak diinginkan oleh pasar. Cobalah membuat prototype kecil-kecilan dan pamerkan hal tersebut pada orang lain. Tanyalah pada mereka apakah mereka mau membelinya. Anda bisa tawarkan harga khusus pre-order kepada calon pelanggan yang tertarik. Apabila respon pasar positif, Anda tinggal fokus pada pengembangan produk dan menyelesaikan pesanan pre-order tersebut.

Ketakutan Ketiga – Anda Ingin Semuanya Sempurna
Banyak sekali entrepreneur pemula yang membuang waktunya untuk fokus kepada hal yang salah. Contoh, mereka menghabiskan waktu puluhan jam untuk merevisi logo perusahaan padahal produknya sendiri malah tidak diperbaiki. Ada juga yang fokus pada pengembangan produk, ingin produknya sempurna, namun malah akhirnya tidak pernah di launching karena merasa belum sempurna. “Get things done” adalah mantra yang harus Anda praktekkan apabila ingin sukses dalam bisnis. Keluarkan saja produk yang “belum sempurna” ke pasar, lihat reaksi mereka, dan perbaiki sesuai keinginan mereka. Momentum adalah segalanya dalam bisnis

Ketakutan Nomor Empat – Saya Tidak Punya Modal dan InvestorIni adalah alasan dan ketakutan yang paling sering digunakan oleh orang untuk tidak berbisnis. Saya tahu banyak sekali entrepreneur yang memulai segalanya dari modal hutang, dan bahkan hanya dari uang pinjaman keluarga. Mereka membangun bisnis dengan semangat 45, penuh keringat dan tekat. Atasi kekurangan modal dengan berusaha keras, membangun jaringan yang akan membantu bisnis Anda, dan menjadi super kreatif untuk mengalahkan pesaing yang mungkin mempunyai modal lebih besar. Cobalah berpikir di luar zona nyaman Anda!

Ketakutan Nomor Lima – Saya Tidak Punya Pengalaman dan Gelar Sarjana di Bidang Bisnis
Anda merasa harus kuliah di bidang tertentu dulu untuk mendapatkan ilmu yang diperlukan dalam bisnis? Well, tidak sepenuhnya salah. Namun, Anda juga bisa belajar secara online untuk mendapatkan pengetahuan yang diperlukan dalam bisnis. Cobalah berbagai platform luar biasa seperti Coursera untuk belajar manajemen dan operasional, atau Codecademy untuk belajar coding. Untuk mengatasi kurangnya pengalaman dalam bisnis, bagaimana Anda bisa berpengalaman kalau belum pernah berbisnis? Cobalah mencari mentor yang tepat untuk mengatasinya. Belajarlah dari keberhasilan dan kegagalan mereka!
Sobat Studentpreneur, apalagi yang Anda takutkan untuk berbisnis? Silahkan share pengalaman dan ketakutan Anda tentang bisnis dalam fitur comment di artikel ini.

Sabtu, 05 Januari 2013

OBYEK WISATA UTAMA DI LASEM (4) GALANGAN KAPAL DASUN

Sejak jaman kerajaan Majapahit Lasem telah menjadi salah satu pusat pembuatan kapal. Prestasi ini terus berlangsung pada masa kerajaan Islam Demak yang memiliki armada yang kuat. Dua kali armada Demak menyerang posisi Portugis di Malaka dengan kekuatan sekitar 100 buah kapal lebih. Meskipun mengalami kegagalan, namun serangan itu menunjukkan bahwa kerajaan Demak pernah memiliki armada laut yang cukup tangguh di Asia Tenggara. Dalam hal ini sebagian kapal-kapal itu dibuat di Lasem.
Pada masa Mataram, kapal yang dibuat di galangan ini digunakan untuk kepentingan perdagangan baik oleh pihak VOC atau para Bupati, maupun pihak swasta. Galangan kapal Rembang ini berlokasi di muara Sungai Lasem atau tepatnya di desa Dasun.
Tidak diketahui dengan pasti sejak kapan tradisi pembuatan kapal di Rembang mulai berlangsung. Akan tetapi diperkirakan bahwa tradisi membuat kapal itu sudah berlangsung sebelum abad XVI. Misalnya, ketika Demak melakukan ekspedisi militer ke Malaka untuk mengusir Portugis, sebagian kapal yang dugunakan dibuat  dan dikirim dari Rembang. Tradisi kemaritiman dalam hal teknologi dan industri kapal terus mengalami perubahan. Pengaruh terbesar atas perkapalan Samudera Hindia adalah tibanya kapal-kapal Atlantik sejak akhir abad XVI. Desain tiang perlahan-lahan diubah sampai bentuk kapal tradisional yang lebih kuat dihasilkan. Di berbagai galangan pembuatan kapal Asia, kapal lokal dapat meniru model kapal Atlantik. Menurut Bernard H.M. Viekke, perkembangan kapal di Indonesia pada akhir abad XV, juga dipengaruhi oleh bentuk-bentuk kapal dari negara-negara Asia lain, seperti Pegu dan Birma. Hal ini terjadi karena adanya hubungan perdagangan laut antara negara-negara di Asia yang sudah berlangsung lama.
Pada masa Mataram Kartasura, VOC berhasil mendirikan kantor di Demak dan Rembang yang dianggap mutlak perlu karena kaya akan kayu, sehingga di kedua tempat itu didirikan sebuah galangan kapal. Sejak kapan pendirian galangan kapal oleh VOC di Rembang juga tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi diperkirakan antara tahun 1651 sampai 1677. Tahun 1651 merupakan tahun diadakannya perdamaian antara VOC dengan Amangkurat I, sehingga VOC diberi ijin untuk membuka kantor di Jepara, dan tidak menutup kemungkinan VOC telah merintis dan membuka kantor di Rembang. Salah satu alasan utama bagi Kompeni untuk membuka loji di Jepara adalah adanya kesempatan baik untuk membuat kapal-kapal kici (jacht) yang sangat diperlukan. Oleh karena itu instruksi Residen pertama Dick Schouten melihat kesempatan yang baik dan harganya pun murah, sehingga dipesan sedikitnya tiga kapal kici berukuran 70 sampai 60 last, dan kapal-kapal itu selesai dibuat pada bulan November 1651.
Sementara pada tahun 1677, diceritakan tentang kejadian orang-orang Makasar yang sampai di kota Rembang yang dapat menghancurkan kota Rembang serta perahu-perahu baru Kompeni di galangan kapal milik Daniel Dupree dalam pemberontakan Trunojoyo.. Pada masa itu, galangan kapal Rembang menjadi produsen kapal untuk memenuhi kebutuhan kapal baik bagi Mataram maupun VOC. Pada tahun 1657, Amangkurat I memerintahkan Tumenggung Pati untuk membuat sebuah kapal untuk Mataram dan sebuah kapal lagi dipesan oleh Duta Makasar.
Tentang siapa pengelola dan pemilik galangan kapal Rembang itu, pertama-tama bisa disebut nama Daniel Dupree seorang pengusaha kayu swasta sebgaimana banyak disebut oleh H.J. de Graff. Akan tetapi tidak diperoleh data yang menjelaskan kapan Daniel Dupree ini mulai memimpin galangan kapal tersebut. Ketika galangan kapal miliknya dapat dihancurkan oleh para pemberontak dari Makasar yang mendukung Trunojoyo, glangan ini sempat dibubarkan pada tahun 1677, tetapi dibangun lagi oleh VOC pada tahun 1679 setelah pemberontakan berhasil dipadamkan. Tidak diketahui, apakah setelah galangan itu dibangun kembali dia masih dengan para penggantinya, tidak diketahui sejak kapan mereka mulai dan berakhir memiliki galangan tersebut. Pada tahun 1832 diketahui, Tuan Horning menjadi pemilik galangan dan Tuan Browne menjadi pemborong. Kemudian pada tahun 1836, galangan itu dimiliki oleh Tuan Perry sedangkan Browne dan Horning menjadi pemborong. Pada tahun 1849 diketahui sebagai pemilik galangan yaitu Browne en Co, sebagai perusahaan patungan. Selanjutnya pada tahun 1878 diketahui bahwa pemilik galangan itu adalah sebuah firma, yang bernama Firma Nering Bogel en Dunlop.
Galangan kapal di Rembang ini telah memberikan andil yang cukup besar bagi perkembangan perkapalan dan pelayaran baik yang berlangsung di wilayah Rembang maupun wilayah lain yang menggunakan jasa pembuatan kapal di Rembang. Pelabuhan Rembang menjadi ramai antara lain juga disebabkan oleh galangan kapal ini. Banyak kapal-kapal yang berlabuh di Pelabuhan Rembang di samping untuk berdagang juga melakukan perbaikan terhadap kapal-kapal mereka di geladak kapal Rembang. Dengan demikian galangan kapal di Rembang menjadi tempat pembuatan maupun perbaikan kapal.
Pada tanggal 3 Juli 1813, galangan kapal Rembang telah berhasil diperbaiki 20 perahu dan 14 kapal meriam yang telah dikirim kembali ke Batavia dalam kondisi yang baik. Kemudian pada tanggal 31 Oktober 1813 telah berhasil pula diperbaiki 30 kapal yang digunakan untuk mengangkut garam dan beras dari satu daerah ke daerah lain. Pada bulan Oktober juga telah dikirim sebuah kapal meriam oleh Residen Jepara ke galangan kapal Rembang untuk diperbaiki. Kapal tersebut setelah selesai dibawa ke Banjarmasin oleh Residen Jepara untuk menumpas pemberontak. Memang galangan kapal Rembang menjadi pusat bengkel kapal di Jawa karena pada saat itu, galangan ini merupakan galangan yang cukup besar di Hindia Belanda. Namin demikian bagi kapal-kapal yang rusak berat, misal lantai kapal jebol sehingga air laut masuk, tidak bisa diperbaiki di Rembang, kecuali diperbaiki untuk sementara saja. Perbaikan kapal yang rusak berat menelan biaya sampai 3.000 gulden, sedangkan bagi kapal yang rusak ringan bisa mencapai 500 gulden. Kapal-kapal pemerintah yang diperbaiki di galangan kapal Rembang ini semuanya menjadi tanggungan EIC. Pada tahun 1813, pemerintah memberikan anggaran rutin untuk biaya pengelolaan galangan kapal Rembang ini sebesar 2.000 gulden per tahun.
Pembuatan kapal di galangan kapal Rembang memang mengalami kemajuan baik dalam jumlah kapal yang dibuat maupun teknik pembuatan yang semakin baik. Sebenarnya tentang teknik, dan jaminan keamanan bagi kapal yang akan dibuat menempuh pada jarak pelayaran tertentu memang berbeda-beda. Akan tetapi sarana dasar bagi kapal kayu yang didorong oleh angin, memiliki batasan teknik yang sama. Kapal ini tidak melebihi ukuran tertentu, jumlah kondisi, permukaan layar, dan kecepatan. Pada tahun 1813 di galangan ini telah mampu dibuat kapal layar cepat dan kapal meriam, di samping memproduksi kapal-kapal kecil. Meskipun demikian cepat tidaknya pembuatan kapal sangat bergantung pada jumlah para pekerja yang melakukan pekerjaan itu. Pada bulan September tahun 1813, dilaporkan bahwa di galangan ini telah dilakukan pekerjaan pembuatan yang terdiri dari enam buah kapal meriam berkapasitas 30 orang yang dibuat dengan cara: dasar didempul, lapisan kayu lengkap menutup papan kabin, tiang dan geladak; sebuah kapal layar berkapasitas 20 orang; delapan kapal meriam tiang rendah lengkap dan siap dikemudikan dengan kekecualian belum dilapisi tembaga; 10 perahu berkapasitas 10 orang dengan papan pada bagian dalam, serta sebuah perahu dengan geladak dari papan pada bagian dalam.
Pembuatan kapal di Rembang baik yang dilakukan oleh perusahaan swasta maupun oleh penduduk pribumi di distrik pantai dapat berlangsung karena didukung oleh keberadaan hutan jati di wilayah pedalaman Rembang. Dengan demikian maju mundurnya pembuatan kapal di Rembang sangat bergantung pada eksploitasi hutan jati dan segala aspek yang mempengaruhinya. Ketika pada tahun 1820 terjadi pengurangan terhadap ganti rugi pemotongan kayu jati, maka sebagai akibatnya adalah pembuatan kapal segera mengalami kemerosotan, meskipun pembuatan kapal oleh penduduk pribumi di distrik pantai masih bisa bertahan.
Sering terjadi pula, ketika pembuatan kapal swasta sedang meningkat tajam, tetapi kondisi sulit juga muncul menyertainya. Hal ini disebabkan karena hutan jati yang kayu-kayunya dicadangkan oleh pemerintah untuk menjadi bahan baku pembuatan kapal, sering harus dikalahkan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan kayu jati bagi pembangunan sarana dan prasarana sosial dan pemerintahan. Sementara itu, pemerintah itu sendiri tidak mendapatkan kayu jati karesidenan lain sebab hutan di tempat lain tidak mampu menunjang kegiatan ini. Dengan demikian penduduk sering mengalami kekurangan kayu, karena di samping tidak mau menggunakan kayu lain karena kekuatan yang kurang baik, juga karena penduduk tidak terbiasa menggunakan kayu yang melengkung yang bisa dihasilkan hutan untuk pembuatan kapal.
Di samping itu, residen juga memperhatikan eksploitasi hutan jati yang cukup tinggi. Untuk itu dibuat aturan, bahwa sebagian besar penduduk kini terlibat dalam aktivitas kehutanan dan pekerjaan yang amat berat pada saat itu karena penduduk diminta oleh pemerintah untuk bekerja dan menyerahkan hewan pemeliharaannya untuk menarik kayu-kayu itu dari hutan ke tempat penimbunan atau sungai-sungai untuk dialirkan ke muara.
Pembuatan kapal sampai tahun 1832, tetap menjadi cabang industri yang paling utama di Rembang, terutama telah memberikan kesempatan kepada pemerintah di Rembang selama empat tahun belakangan ini untuk segera membuat sejumlah besar kapal dan perahu tanpa banyak menemui kesulitan dalam bidang biaya. Namun demikian beberapa tahun menjelang tahun 1836 terjadi penurunan produksi kapal. Hal ini disebabkan karena penebangan hutan yang kayunya digunakan untuk membuat kapal harus diserahkan kepada pemerintah, sedang kapal yang telah dibuat tidak diberi harga yang cukup tinggi. Sementara itu para pemborong Browne dan Horning masih memiliki persediaan kayu dari tahun sebelumnya, sehingga bisa bertahan untuk memenuhi kebutuhannya. Pada tahun 1849 dilaporkan bahwa galangan kapal milik Browne berkembang dengan pesat. Pada bulan Juli 1854, Firma Browne & Co di Dasun telah mengadakan kontrak dengan Pangkalan militer Ourust yang berisi pemesanan sebuah geladak dorong untuk kepentingan militer di Ourust. Geladak dorong ini harus sudah selesai dikerjakan oleh galangan kapal Browne & Co pada akhir bulan Mei 1856.
Namun demikian kesulitan untuk mendapatkan kayu kembali menjadi penghambat kemajuan galangan ini pada tahun 1864. Bahkan ketika Firma Nering, Bogel dan Dunlop dapat tetap membangun geladak kapal dan kapal-kapal lain karena dapat mendatangkan kayu-kayu dari lain tempat meskipun dengan harga yang sangat mahal. Rupanya Pemerintah Pusat tetap beranggapan bahwa pembangunan geladak dorong bagi pangkalan di Ourust sangat penting dan perlu disukseskan. Untuk itu Direktur Perkebunan di Batavia akhirnya dapat menyetujui permohonan perusahaan Firma Nering, Bogel, en Dunlop untuk melakukan penebangan kayu jati, tetapi hanya diijinkan menebang sebanyak 400 balok kayu jati di hutan pemerintah di distrik Sedan dan Pamotan.
Dengan terbatasnya kayu jati ini telah menyebabkan galangan kapal di Dasub tidak membuath kapal untuk kepentingan swasta pada tahun 1858, kecuali untuk kepentingan pemerintah dan mengadakan perbaikan atau pembaharuan kapal untuk kepentingan militer laut. Meskipun produksi kapal mengalami penurunan, tetapi di galangan ini telah mencapai suatu kemajuan dalam teknik pembuatan kapal. Sebagai bukti kemajuan ini bisa ditunjukkan pada tahun 1854 telah berhasil dibuat beberapa kapal uap bersilinder dengan kekuatan sebesar 30 tenaga kuda. Bahkan proyek ini telah menghasilkan kapal tempur yang ditujukan untuk kepentingan daerah Banjarmasin yang menurut catatan Insinyur Kepala pada proyek pembuatan kapal itu, dibuat selama 8 bulan di galangan kapal Browne en Co di Dasun, dimatangkan lagi selama lima bulan di Surabaya. Beberapa bukti pelayaran menurut laporan ini, semua sesuai dengan harapan.
Di samping masalah kesulitan mendapatkan kayu jati, bertambahnya kapal uap di Hindia Belanda juga berpengaruh terhadap perkembangan galangan kapal di Rembang ini. Pada tahun 1880 kemerosotan ini sangat dirasakan. Akibat situasi ini galangan kapal Rembang pada tahun 1883 hanya memberikan sedikit kemajuan sehingga suatu tinjauan tentang aktivitasnya tidak banyak diberikan. Pada tahun 1885 galangan ini tidak banyak mengalami perkembangan, dan pada tahun 1889 pembuatan kapal besar tidak ditekuni lagi karena kekurangan modal kerja dan pekerjaan.
Selanjutnya, tentang perkembangan produksi serta perbaikan kapal di galangan kapal desa Dasun ini dari tahun ke tahun cukup bervariasi. Pada tahun 1832 galangan kapal ini membuat semua jenis perahu untuk pesanan orang-orang Eropa dan perahu angkut barang. Pada tahun itu dilaporkan telah dibuat empat buah kapal. Empat buah kapal pemerintah telah diselesaikan lagi pada tahun 1834 sementara pembuatan kapal bagi kepentingan swasta, meskipun terus berjalan tetapi semakin sulit karena mahalnya harga kayu jati yang terjadi pada tahun 1829. Akan tetapi para pemborong masih banyak memiliki persediaan yang cukup besar dari kayu sebelumnya, sehingga mereka masih bisa membuat perahu. Beberapa perahu dan kapal “Maria Freberica” dibuat. Di samping itu, empat kapal sipil pemerintah telah dibuat dan diselesaikan pada bulan November 1835. Kapal tersebut kemudian dikirim ke Surabaya. Kemudian pada tahun 1936 diselesaikan tujuh perahu yang terdiri dari lima buah kapal layar, sebuah kapal cepat, dan satu “kotler”. Selanjutnya pada tahun 1839 berhasil diselesaikan dua buah kapal layar “tiang dua” dan sebuah kapal layar cepat. Sementara pada tahun 1840, telah dibuat satu kapal uap, tiga kapal layar “tiang tiga”, tiga kapal layar cepat, tiga perahu angkut, satu perahu pancalang. Pada tahun 1852 telah diselesaikan enam kapal pesanan pemerintah yang difungsikan sebagai kapal pengawas. Empat tahun setelah itu, telah dihasilkan delapan kapal pengawas, dua kapal “sloep”, dua kapal angkut, dua “loods boot”. Pada tahun 1857 telah diselesaikan pembuatan dua kapal tempur yang dilapisi dengan tembaga dan sebuah kapal layar cepat atas biaya swasta. Kecuali itu berbagai perahu mengalami banyak perbaikan di galangan Dasun ini. Kemudian pada tahun 1858, di samping mengadakan perbaikan dan pembaharuan geladak dorong untuk pangkalan militer di Ourust, telah diselesaikan pula tiga kapal pengawas, tujuh kapal dayung, lima kapal angkut, sebuah kapal cepat dan dua perahu mayang. Selanjutnya pada tahun 1865 telah dihasilkan enam buah kapal cepat. Kemerosotan terjadi sejak tahun 1870, karena terjadinya penutupan hutan jati di beberapa distrik, sehingga harga kayu jati mengalami peningkatan tajam. Pada tahun 1880 diperoleh informasi bahwa galangan kapal Dasun hanya memproduksi sabuah perahu dan dua kapal sungai, suatu produk yang tidak berarti bagi pabrik kapal yang relatif besar dan tersohor itu. Tampaknya pada tahun 1886 galangan kapal ini tidak memperoleh pekerjaan pembuatan kapal baik dari pemerintah maupun swasta, sehingga hanya membuat dan memperbaiki perahu-perahu kecil saja. Untuk lebih jelasnya, produksi kapal dari galangan kapal di Dasun ini dapat dilihat pada tanel berikut:
Perkembangan Produksi kapal dan Galangan Kapal di Dasun Rembang pada tahun 1832 – 1880
Tahun     Jumlah Kapal       
1832               4                
1834               4                
1835               5                
1836               7                
1839               4                
1840              11                
1852               6                
1856              14                
1857               3                
1858              18                
1865               6                
1880               3                

Sumber : Diolah dari AVRR  dan K.V. dari berbagai tahun.