Kamis, 22 April 2010

Sejarah Lasem

Sejarah Lasem
Sementara itu mengenai Lasem, dapat di ketahui dari Kitab Negarakertagama. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Lasem merupakan salah satu daerah kekuasaan Majapahit yang terletak di nagian Utara Kerajaan Majapahit, dan terletak di sebelah Barat Matahun, yaitu daerah Lasem, Jawa Tengah sekarang, sedangkan Matahun terletak di bagian Barat Bojonegoro sekarang.

Dalam Kitab Badrasanti diceritakan, bahwa pada tahun saka 1273, Lasem diperintah oleh Dewi Indu, adik sepupu Raja Hayam Wuruk dari Wilwatika.Suaminya bernama Pangeran Rajasawardhana, yang dijadikan Dampuhawang di Pelanuhan Regol, di Lasem merangkap menjadi Adipati Matahun, bergelar Raja Maladresmi karena kecekapan parasnya. Daerah kekuasaan Dewi Indu meliputi wilayah yang terbentang dari Pacitan sampai muara Bengawan Silungangga di Pangkah Sedayu, sedangkan wilayah sebelah Timur Bengawan beserta pulau-pulau lainnya masuk dalam daerah kekuasaan Hayam Wuruk. Keduanya memerintah bersama-sama di Ngawantipura Wilwatika.

Keraton Dewi Indu terletak di Bumi Kriyan. Disebelah Tenggar keraton terdapat Tamansari dan Balekambang yang ditanami pohon-pohon kamal (asem), sedangkan sepanjang jalan ditanami pohon sawo kecik. Keraton dihiasi ukir-ukiran, dengan umpak berbentuk bunga teratai, lantainya di buat dari bata persegi yang besar dan halus. Atapnya di tutup dengan sirap atau ijuk, sedangkan hubungan atap dihias dengan genting berukir.

Mengenai nama Silungangga, rupanya ada kebiasaan di dalam masyarakat Indonesia yang mendapat pengaruh Hindhu, untuk menghubungkan sungai besar dengan nama Gangga. Jadi Bengawan Silungangga dapat dipastikan bahwa yang di maksud adalah Sungai Bengawan Solo.

Pada Masa Majapahit, pemerintahan dinegara-negara daerah di pegang oleh keluarga Raja yang terdekat dengan kedudukan sebagai penguasa atau raja daerah dengan gelar Paduka Bhattara, Bhrai atau Bhre. Mereka ini menjalankan pemerintahan daerah dengan dibantu sejumlah pejabat daerah dengan strukur yang hampir sama dengan struktur pemerintahan pusat, tetapi ukurannya lebih kecil.32 Dalam Pupuh X/2 Kitab Negarakertagama, disebutkan tentang susunan pemerintahan negara bawahan dan daerah Anjuru. Disebutkan ada senelas (11) daerah bawahan Majapahit di Jawa, Yaitu Daha, Wengker, Matahun, Lasem, Pajang, Peguhan, Singasari, Wirabhumi, Mataram, Kahuripan, Pawanuhan.

Persoalannya, apakah ada indikasi bahwa Rembang pada masa Majapahit merupakan wilayah Lasem? Apabila kita lihat luas wilayah Lasem pada masa Majapahit, baik berdasarkan sumber Kitab Negarakertagama maupun Kitab “Babad”Badrasanti, bisa disimpulkan bahwa Rembang pada saat itu memang merupakan bagian dari daerah Lasem. Dengan demikian untuk mengkaji sejarah Rembang pada masa Majapahit sudah barang tentu tidak bisa dilepaskan dengan sejarah Lasem.

Sumber: Buku “Menggali Warisan Sejarah Kab. Rembang” Kerjasama Kantor Departemen Pariwisata dengan Pusat Studi Sejarah dan Budaya Maritim Undip Semarang Tahun 2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar