Minggu, 02 Mei 2010

Sejarah Rembang Versi Lain

Sampai disini berita tentang sejarah Lasem bisa diurutkan berdasarkan sumber tertulis, kemudian bagaimana kaitannya dengan Rembang?

Karena sumber tentang sejara Rembang pada masa Majapahit tidak pernah diketemukan, maka satu-satunya petunjuk tentang hal itu dapat dilihat pada buku tulisan Mbah Guru yang berjudul Sejarah Rembang. Disebutkan bahwa pada tahun Saka 1402, salah seorang darah Bangsawan Lasem yang disebut Raden Panji Singapataka membuka hutan.

kemudian pada tahun Saka 1418, setelah R.P Simgapataka sudah berhasil menyatukan orang-orang Hindhu-Jawa Tireman dan orang-orang Budha Lokeswara Kabongan, serta orang-orang PANKAWIKAN-kejawen Kasingan, juga orang-orang Islam Mbelahan, ditambah orang-orang asli dari hutan (?) yang masih menekuni agama adat KANOR ( berbau Hindhu Jawa pantang memotong dan makan daging sapi), yaitu orang-orang daerah Besi, Landhoh, Sulang, Lambangan; serta juga orang-orang Gedhug dan Karangasem yang menekuni adat KANUNG (Berbau Budha-Jawa, pantang mengganggu atau memburu kijang).

Kebijaksanaan Raden Panji Singapataka yang menambah kewibawaan Lasem itu, menimbulkan rasa bangga dan puas kakak iparnya yaitu Pangeran. Santipuspa, Adipati Lasem; maka RP Singapataka kemudian diberi penghargaan dilantik dan disahkan pemegang kekuasaan pemerintahan dengan pangkat PANEWU; sebab dapat mengatur para penduduk yang jumlahnya seribu rumah (?)

Kota pusat pemerintahan berada di desa Kasingan dan semua wilayah kekuasaannya disebut : Kapanewon Rembang; dengan disertai suatu piagam pengesahan dari Adipati Raden Panji Santipuspa di Kadipaten Lasem. Kapanewon Rembang yang dipegang oleh R.P. Singapataka menjadi daerah bagian Kabupaten Lasem. Tercatat (?) di Rembang; hari ke 14, bulan Srawana, tahun Saka; 1418 dengan Candra Sengkala; Manggala Sudira Akarya Prabu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar