Sabtu, 17 April 2010

Zaman Mataram Kartosuro

Sementara pada zaman Mataram Kartosuro, daerah Rembang termasuk wilayah Pesisir Timur bersama daerah-daerah Jepara, Kudus, Cengkal, Pati, Juana, Panjangkungan, Lamongan, Gresik, Surabaya, Pasuruhan, Bangil, Banyuwangi dan Blambangan, dan Madura.

Pada masa pemerintahan Daendeles (1808-1811) ditemukan sumber yang menyebutkan bahwa Perfectur (semacam karesidenan) Rembang terdiri dari 4 kabupaten yaitu Juana, Rembang, Lasem dan Tuban.

Namun demikian pada masa Kultur Stelsel, berbagai sumber colonial khususnya Kultuurverslagen menyebutkan bahwa Lasem hanya merupakan daerah yang merupakan bagian dan termasuk wilayah Kabupaten Rembang.

Pada waktu itu daerah Lasem dikepalai oleh seorang Demang. Dengan melihat siapa yang menjadi kepala daerah di Lasem yaitu Demang, maka menurut system pemerintahan pribumi (Inlandsche bestuur) yang berlaku pada waktu itu, Lasem hanyalah merupakan order distrik atau setingkat dengan kecamatan pada saat ini. Walaupun hanya berstatus sebagai order distrik (kecamatan masa kini) Lasem mempunyai peranan penting dalam bidang ekonomi bagi Kabupaten Rembang.

Bahkan pada jaman Mataram Islam, Lasem sudah mempunyai fungsi penting bagi perdagangan dan hubungan luar negeri. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan Sungai Lasem yang bagian muaranya merupakan pelabuhan dagang.

Pada jaman colonial Belanda sungai Lasem pernah diperdalam sehingga bisa dilewati perahu berukuran 2,5 pal (1pai = 300 ton) dari kota Lasem sampai ke laut. Di sisi timur dekat muara sungai Lasem terdapat perusahaan galangan kapal milik seorang Belanda yang bernama Browne.

(Sumber: Buku “Menggali Warisan Sejarah Kab. Rembang” Kerjasama Kantor Departemen Pariwisata dengan Pusat Studi Sejarah dan Budaya Maritim Undip Semarang Tahun 2003)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar