Jumat, 09 Juli 2010

Tokoh Panji Margono

Dari banyak kitab suci, temasuk di dalam nya adalah Sabda Badrasanti, setelah diserahkan oleh penduduk dikumpulkan di alun-alun Kabupaten Lasem kemudian dibakar dengan disaksikan banyak orang. Di samping itu banyak patung-patung pemujaan Siwa dan Budha dihancurkan dan dibuang ke laut. Hanya kitab milik Raden Panji Margana yang tidak ikut dibakar karena orang-orang Belanda pada waktu itu tidak berani menyitanya. Raden Margana adalah putra Adipati Lasem P. Tejakusuma, tetapi ia tidak menggantikan kedudukan ayahnya karena lebih suka menjadi orang yang bebas yaitu bertani dan berdagang. Pada waktu itu berkecamuknya pemberontakan Cina Ia menjadi salah satu tokohnya di Lasem dengan memakai nama samaran Cina yaitu Tan Pan Ciang alias Tan Mo Tjwan alias Encek Macan, dan bekerjasama dengan tokoh pemberontak Cina yaitu Tan Ke Wi dan Ui Ing Kiat.


Oleh karena adanya ancaman pembunuhan oleh para sisa-sisa pemberontak terhadap Suro Adimenggolo III, maka pada tahun 1750 Suro Adimenggolo III memindahkan rumah dan pemerintahan kabupaten Lasem ke Rembang yaitu di Magersari.

Dari dua sumber tersebut diatas, lokal dan kolonial terdapat perbedaan nama bupati Lasem pada saat yang bersamaan. Apabila sumber kolonial menyebutkan Bupati Sumanegara, maka sumber lokal menyebutkan nama Suro Adimenggolo III yang pada tahun 1751 digantikan oleh Tumenggung Citrasoma.65 Mungkinkah Suro Adimenggolo adalah gelar yang dipakai oleh Sumanegara? Sesudah tahun 1751 atau sesudah Tumenggung Citrasoma tidak diperoleh informasi mengenai jabatan Bupati Rembang . Ada kemungkinan jabatan Bupati Rembang dihapuskan atau dijadikan satu dengan Kabupaten Lasem.

Dari sumber lokal yaitu Sabda Badra-Santi diperoleh informasi bahwa bupati Lasem yaitu Surodimenggolo III di kembalikan ke Semarang karena dianggap tidak mampu menjaga ketertiban dan keamanan, pada waktu itu terjadi kekacauan atau perusuhan yang dilakukan oleh sisa-sisa pemberontakan Cina. Sebagai penggantinya maka diangkat Tumenggung Citrosoma menjadi Bupati Lasem pada tahun 1751.

Sumber: Buku “Menggali Warisan Sejarah Kab. Rembang” Kerjasama Kantor Departemen Pariwisata dengan Pusat Studi Sejarah dan Budaya Maritim Undip Semarang Tahun 2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar